Kehilangan Bukanlah Hal yang Mudah

Oleh: Trie Marnita


Sambil bergelinang air mata, menundukkan kepalanya dan memainkan tissue yang ada ditangannya, seorang gadis tegar ini menceritakan kisah kecilnya yang selama 14 tahun hidup tanpa sosok ayah. Maria Novalia yang biasa disapa Maria ini tegar menceritakan kehilangan sosok ayahnya. Ayah yang menjadi tulang punggung keluarga nya telah meninggalkan maria pada  saat dia berumur 5 tahun beserta dengan ibu serta kakak perempuannya ini benar-benar membuat dia tidak menyangka karena tidak dapat melihat sosok ayah nya untuk terus berada disampingnya.

Tanggal 5 juni tahun 2000 menjadi tanggal bersejarah bagi maria. Dimana tanggal tersebut menjadi awal untuk dia tidak dapat melihat sosok ayah dihadapannya. Maria mencoba untuk tegar dan bersyukur untuk kejadian ini, dia tahu bahwa orang yang paling berat melepaskan kepergian ayahnya adalah ibunya.

Ibunya yang seorang single parent membesarkan maria dengan penuh keringat dan perjuangan. Dengan mencoba berjualan kue, ibu maria berusaha sekuat tenaga untuk membesarkan anak-anaknya. Hal inilah yang menjadikan maria sosok yang tegar dan terus berusaha dalam menjalani hidupnya.

“sosok yang paling sedih didalam keluarga itu mama saya, makanya sekarang semua yang aku lakukan Cuma buat mama” kata maria sambil tersenyum kecil.

Maria sekarang hanya ingin terus berusaha dalam perkuliahannya, dia ingin ibunya bangga melihat dia yang adalah sosok gadis yang hanya merasakan sosok ayah hanya sampai umur lima tahun bisa sukses dan membahagiakan keluarganya. Di umur yang masih kecil bukan lah hal mudah untuk dapat mengerti apa itu rasanya kehilangan dan bagaimana sosok ayah benar-benar tidak dapat lagi ia jumpai.

Hal yang paling pedih dirasakan seorang putri kehilangan ayahnya adalah bagaimana ayahnya tidak dapat mendampingi dia saat pernikahannya nanti. Dalam benaknya maria ingin menjalani kebahagiannya dihidupnya bersama dengan keluarganya lengkap. Dia ingin ayahnya juga dapat melihat dia bertumbuh menjadi seorang gadis cantik yang sudah mandiri.

Bicara hal mandiri, maria sebenarnya sangat ingin membantu ibunya dalam hal materi, namun ibunya  tidak pernah memaksakan anaknya untuk membantunya mencari nafkah. Saat ini untungnya ada kakaknya maria yang sudah bekerja dan bisa membantu ibunya.

 “waktu lihat temen atau orang jalan sama papanya atau lengkap sama keluarganya, sebenernya saya suka miris dan ingin seperti itu”

Mungkin bagi orang yang keluarganya masih lengkap hal tersebut adalah hal yang wajar, namun tidak bagi maria. Dalam waktu dekat ini sebenarnya maria ingin ayahnya berada pada saat dia wisuda. Melihat sosok laki-laki yang berdiri disampingnya yang sedang menggunakan jas sekarang hanyalah angan kecil yang menyedihkan.

Dia juga sangat kesal melihat seorang anak yang suka marah-marah bahkan berbicara kasar mengenai orang tuanya. Menurut maria mungkin orang tersebut tidak merasakan apa yang dia rasakan, karena seberapa kesal anak kepada orang tuanya, anak tersebut tetap tidak boleh bersikap seperti itu menurut maria.

Kehilangan sosok ayah memang bukanlah hal yang mudah, bukan seperti kehilangan barang kesayangan yang dapat dicari atau digantikan. kini sosok ayah tersebut hanyalah sisa sepenggal ingatan, ingatan seorang anak lima tahun yang belum mengerti sebenarnya apa itu kehilangan. 


inspiration by : Maria Novalia

Komentar

Postingan Populer